Rabu, 24 Oktober 2012

Perilaku Negatif Perempuan

Perempuan adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah. Kedudukan perempuan dalam keluarga  sebetulnya lebih tinggi dari laki-laki. Memang yang menjadi imam dalam rumah tangga adalah laki-laki, yang menjadi kepala keluarga adalah para pria. Namun yang mempunyai kedudukan utama adalah perempuan.
Rasulullah mengatakan, setelah mencintai Allah dan Rasulnya, maka manusia wajib mencintai Ibunya. Rasulullah bahkan menyebutkan hal itu hingga tiga kali, setelah itu barulah kita diwajibkan menghormati sang ayah. Nah, betapa tinggi kedudukan perempuan sebagai seorang ibu, sehingga ada pepatah mengatakan “Surga di bawah telapak kaki Ibu”.
Sayangnya banyak perempuan yang sering tidak menyadari bahwa dibalik kedudukan yang mulia itu, ada kewajiban yang harus dilakukan. Perempuan harus mengimbanginya dengan perilaku yang juga menunjang kemuliaannya tersebut. Namun pada kenyataannya, banyak perempuan yang justru suka melakukan hal-hal negatif, baik di rumah maupun di luar rumah.
Salah satu perilaku yang sering terlihat adalah; perempuan tidak ber-empati terhadap perempuan lain. Contoh sederhana adalah ketika berada di dalam bus atau angkutan umum. Perempuan enggan menggeser duduknya untuk memberi tempat kepada perempuan lain. Apalagi jika perempuan itu bertubuh gemuk, ia justru ingin menguasai jatah dua orang sekaligus. Begitu pula para ibu yang membawa anaknya. Ia sengaja mendudukkan anaknya di sebelah sehingga orang lain tak bisa duduk. Padahal ada perempuan lain yang juga membutuhkan tempat duduk karena perjalanannya yang panjang. Ironinya, ongkos yang dibayar sama, yaitu hanya untuk satu orang.
Perempuan juga menjadi mahkluk yang jorok, tidak menjaga kebersihan di mana pun ia berada. Ketika naik angkutan umum sering sambil membawa makanan untuk cemilan. Sampah dari cemilan itu dengan seenaknya dibuang di lantai angkot atau dilempar keluar jalan raya melalui jendela. Ini sungguh suatu contoh yang buruk, terutama jika dia adalah seorang ibu yang sedang membawa anak. Ia memberi contoh perilaku negatif kepada anaknya. Yang membuat miris, adalah jika perempuan itu mengenakan jilbab atau kerudung  pertanda ia beragama islam.  Sebab dalam agama islam sering dikatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Lantas dimana iman perempuan ketika membuang sampah sembarangan?
Dalam kehidupan sehari-hari lainnya, perempuan mudah merasa iri dengan perempuan lainnya. Terutama jika ada perempuan lain yang tampak sangat menarik. Bukannya mempelajari apa yang mebuat perempuan itu menarik, tapi yang dibicarakan justru kecurigaan-kecurigaan tanpa fakta, nada-nada minus yang sering berakhir pada fitnah. Hal ini terjadi karena adanya rasa persaingan yang tinggi di antara perempuan. Padahal, daripada iri melihat perempuan lain, lebih baik kita memaksimalkan kelebihan yang telah diberikan Tuhan.
Perempuan juga sangat sulit menjaga rahasia. Bukan hanya membuka rahasia orang lain, bahkan Banyak perempuan yang senang membeberkan rahasia diri dan keluarganya. Padahal rahasia keluarga atau rumahtangga harus dijaga dengan baik. Jika ada masalah, orang lain belum tentu memberikan solusi. Justru aib keluarga tersiar sampai diketahui seluruh penduduk kampung. Sekarang ini malah lebih parah, sesuatu yang seharusnya menjadi rahasia, malah diketahui di seluruh dunia karena disebarkan melalui facebook dan twitter.
Sebagai perempuan, saya bukan mencela kaum saya sendiri. Namun saya berharap agar perempuan menjadi mawas diri, tidak menghina dirinya sendiri dengan mengembangkan pola-pola perilaku negatif. Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi kodrat kita sebagai mahkluk yang mulia. Sesuatu yang bermanfaat bagi kita, keluarga, lingkungan, bahkan bagi bangsa dan negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar