Perempuan adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah. Kedudukan
perempuan dalam keluarga sebetulnya lebih tinggi dari laki-laki. Memang
yang menjadi imam dalam rumah tangga adalah laki-laki, yang menjadi
kepala keluarga adalah para pria. Namun yang mempunyai kedudukan utama
adalah perempuan.
Rasulullah mengatakan, setelah mencintai Allah dan Rasulnya, maka
manusia wajib mencintai Ibunya. Rasulullah bahkan menyebutkan hal itu
hingga tiga kali, setelah itu barulah kita diwajibkan menghormati sang
ayah. Nah, betapa tinggi kedudukan perempuan sebagai seorang ibu,
sehingga ada pepatah mengatakan “Surga di bawah telapak kaki Ibu”.
Sayangnya banyak perempuan yang sering tidak menyadari bahwa dibalik
kedudukan yang mulia itu, ada kewajiban yang harus dilakukan. Perempuan
harus mengimbanginya dengan perilaku yang juga menunjang kemuliaannya
tersebut. Namun pada kenyataannya, banyak perempuan yang justru suka
melakukan hal-hal negatif, baik di rumah maupun di luar rumah.
Salah satu perilaku yang sering terlihat adalah; perempuan tidak
ber-empati terhadap perempuan lain. Contoh sederhana adalah ketika
berada di dalam bus atau angkutan umum. Perempuan enggan menggeser
duduknya untuk memberi tempat kepada perempuan lain. Apalagi jika
perempuan itu bertubuh gemuk, ia justru ingin menguasai jatah dua orang
sekaligus. Begitu pula para ibu yang membawa anaknya. Ia sengaja
mendudukkan anaknya di sebelah sehingga orang lain tak bisa duduk.
Padahal ada perempuan lain yang juga membutuhkan tempat duduk karena
perjalanannya yang panjang. Ironinya, ongkos yang dibayar sama, yaitu
hanya untuk satu orang.
Perempuan juga menjadi mahkluk yang jorok, tidak menjaga kebersihan di
mana pun ia berada. Ketika naik angkutan umum sering sambil membawa
makanan untuk cemilan. Sampah dari cemilan itu dengan seenaknya dibuang
di lantai angkot atau dilempar keluar jalan raya melalui jendela. Ini
sungguh suatu contoh yang buruk, terutama jika dia adalah seorang ibu
yang sedang membawa anak. Ia memberi contoh perilaku negatif kepada
anaknya. Yang membuat miris, adalah jika perempuan itu mengenakan jilbab
atau kerudung pertanda ia beragama islam. Sebab dalam agama islam
sering dikatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Lantas
dimana iman perempuan ketika membuang sampah sembarangan?
Dalam kehidupan sehari-hari lainnya, perempuan mudah merasa iri dengan
perempuan lainnya. Terutama jika ada perempuan lain yang tampak sangat
menarik. Bukannya mempelajari apa yang mebuat perempuan itu menarik,
tapi yang dibicarakan justru kecurigaan-kecurigaan tanpa fakta,
nada-nada minus yang sering berakhir pada fitnah. Hal ini terjadi karena
adanya rasa persaingan yang tinggi di antara perempuan. Padahal,
daripada iri melihat perempuan lain, lebih baik kita memaksimalkan
kelebihan yang telah diberikan Tuhan.
Perempuan juga sangat sulit menjaga rahasia. Bukan hanya membuka rahasia
orang lain, bahkan Banyak perempuan yang senang membeberkan rahasia
diri dan keluarganya. Padahal rahasia keluarga atau rumahtangga harus
dijaga dengan baik. Jika ada masalah, orang lain belum tentu memberikan
solusi. Justru aib keluarga tersiar sampai diketahui seluruh penduduk
kampung. Sekarang ini malah lebih parah, sesuatu yang seharusnya menjadi
rahasia, malah diketahui di seluruh dunia karena disebarkan melalui facebook dan twitter.
Sebagai perempuan, saya bukan mencela kaum saya sendiri.
Namun saya berharap agar perempuan menjadi mawas diri, tidak menghina
dirinya sendiri dengan mengembangkan pola-pola perilaku negatif. Masih
banyak hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi kodrat kita sebagai
mahkluk yang mulia. Sesuatu yang bermanfaat bagi kita, keluarga,
lingkungan, bahkan bagi bangsa dan negara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar