Kamis, 30 Mei 2013

Asal Usul Manusia

ASAL-USUL MANUSIA

Asal usul manusia telah menjadi bahan perdebatan di segala zaman. Sebagian kitab-kitab kepercayaan manusia, menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Berbagai tulisan kuno Babilonia dan Mesir juga menegaskan hal yang sama, meskipun cara penciptaan yang ditulis sedikit bervariasi, isu ini menjadi semakin populer bagi orang modern seiring dengan berkembangnya teori evolusi, yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859. Pemegang teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Keberadaan zat hidup pertama ini biasanya dipahami sebagai hasil dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan untuk evolusi ini bisa memakan waktu berjuta-juta tahun.

Benarkah bumi sudah berusia jutaan tahun? Benarkah manusia merupakan hasil evolusi yang panjang? Bagian ini hanya akan menganalisa teori evolusi berkaitan dengan “penciptaan” manusia. Banyak orang secara sadar atau tidak sadar cenderung bersikap berat sebelah pada waktu membandingkan kitab dengan ilmu pengetahuan. Mereka seringkali melihat kebenaran kitab sebagai sebuah kebenaran yang subjektif dan sulit dibuktikan, sedangkan penemuan ilmu pengetahuan sifatnya objektif, tanpa prasangka dan bisa dibuktikan. Kecenderungan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dalam hidup ini banyak hal yang kita terima begitu saja sebagai sebuah kebenaran tanpa kita perlu mengujinya terlebih dahulu. Coba pikirkan pertanyaan ini: “Mengapa kita berani menyetir mobil/sepeda motor di jalanan tanpa kuatir kita akan mengalami kecelakaan?” Bukankah keberanian tersebut disebabkan keyakinan kita bahwa pengendara lain adalah orang yang tidak terganggu kejiwaannya, memiliki kemampuan mengendarai dengan baik dan memahami peraturan lalu lintas? Semua keyakinan ini tidak pernah kita buktikan sebelumnya, tetapi kita menerimanya begitu saja. Begitu pula dengan dunia ilmu pengetahuan dan teologi.

Ilmu pengetahuan mengasumsikan adanya keteraturan gejala alam. Sama seperti teologi, ilmu pengetahuan juga memiliki ruang tertentu yang menuntut kepercayaan atau iman dari orang yang menerima kebenaran tersebut. Bagaimana dengan teori evolusi? Sebelum menganalisa secara detil, kita perlu mewaspadai kesalahan istilah yang begitu sering kita gunakan. Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk menjelaskan misteri keberadaan manusia.

Berikut ini adalah beragam argumen yang membuktikan bahwa hipotesa evolusi bukanlah sebuah kebenaran, bahkan menurut kaca mata ilmu pengetahuan sekalipun. Manipulasi data fosil. Sejak pandangan evolusi bergulir para ahli semakin giat mencari berbagai fosil dengan harapan menemukan “mata rantai yang hilang” yang bisa menjelaskan transisi dari binatang ke manusia atau dari suatu tahapan evolusi ke tahapan yang lain. Setelah berjalan puluhan dekade, mata rantai yang hilang itu tidak pernah ditemukan. Sebagian dari mereka terpaksa memanipulasi data dan melebih-lebihkannya supaya mendapatkan rekonstruksi kerangka makhluk hidup kuno yang mendukung evolusi. Berikut ini adalah beberapa “penipuan” ilmiah sehubungan dengan keberadaan fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang hilang.

Ø Manusia Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.

Ø Manusia Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama. Fosilfosil keduanya kemudian direkonstruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.

Ø Manusia Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan otak kera).

Ø Lucy: ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.

Ø Ramapithecus: sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari manusia, melainkan dari orang utan.

A. PROSES PERKEMBANGAN MANUSIA

Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya. Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.

A. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)

Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).

B. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )

Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar

C. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)

Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester kedua (Minggu 12 – 24)

Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
Trimester ketiga (24 -40)

Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.

B. APAKAH MANUSIA MODERN MERUPAKAN HASIL EVOLUSI?

Sebagaimana kita sudah mengetahui sebelumnya, bahwa Teori Evousi merupakan sebuah teori kontroversial yang dikenal dekembangkan secara spesifik oleh Sir Charles Darwin.Menurut sejarah, Charles Darwin juga mengutik teori ini dari ilmuwan-ilmuwan Biologi sebelumnya.

Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya, perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Walaupun demikian, definisi “evolusi” juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim berikut ini:
Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Mengingat manusia merupakan makhluk khusus di bumi ini, maka asal usul manusia bukanlah persoalan sepele dan remeh. Apabila pendekatan Teori Evolusi ini diterapkan benar-benar bahwa manusia adalah makhluk yang terjadi secara evolusi, apalagi evolosi terjadi dari kera.

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita, kalu memang evolusi itu terjadi,Apakah kita menemukan manusia di kutub utara? Pada musim dingin kita perlu pakaian untuk melindungi kita. Mengapa manusia tidak berevolusi dengan lapisan kulit pelindung untuk menahan suhu? Tanpa pakaian yang tepat kita pasti akan mati beku dalam suhu dingin atau kulit kita akan terbakar pada temperatur panas. Dan kalau memang manusia berasal dari kera, kenapa kera sampai sekarang masih ada dan kenapa nelum menjadi manusia juga?

Kesimpulan kita bahwa manusia itu di ciptakan oleh Tuhan dan teori evolusi hanyalah kebohongan atau mungkin kesalahan pemikiran orang pada zaman dahulu. Kita sebagai umat beragama, jangan sampai percaya pada teori evolusi yang telah menipu semua umat manusia.

1 komentar:

  1. ALKITAB KOLOSE 1 15-23
    Keutamaan Satria Piningit
    1:15 Satria Piningit adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang lebih utama dari segala yang terciptakan,
    1:16 karena di dalam Satria Piningit lah telah terciptakan segala sesuatu, yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu terciptakan untuk Satria Piningit.
    1:17 Satria Piningit ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Satria Piningit.
    1:18 Satria Piningit lah Kepala jemaat. Satria Piningit lah yang sulung, yang pertama bangkit sebagai orang hidup, sehingga Satria Piningit lebih utama dalam segala sesuatu.
    1:19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Satria Piningit,
    1:20 dan oleh Satria Piningit lah, Satria Piningit memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, segala yang ada di bumi, sesudah Satria Piningit mengadakan pendamaian oleh Nama diriNya.
    1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata sebagai perbuatan jahat,
    1:22 sekarang diperdamaikan Satria Piningit , di dalam nama Satria Piningit oleh hidupNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
    1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang telah menjadi pengajaran.

    BalasHapus